Rabu, 15 April 2015

SOLUSIO PLASENTA



SOLUSIO PLASENTA

A.     Definisi
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta  dari tempat implantasinya yang normal pada uterus sebelum janin dilahirkan. Pada kehamilan dengan masa gestasi diatas 22 minggu/ berat janin diatas 500 gr (saifuddin,2007)
Abrupsio plasenta adalah pemisahan prematur plasenta yang terimplantasi normal di dalam dinding uterus, yang mengakibatkan perdarahan retroplasenta setelah gestasi minggu ke-20 dan sebelum janin dilahirkan (Walsh, 2008).
sulosio plasenta adalah lepasnya plasenta dari insersi sebelum waktunya (FKUI.2001).

B.     Klasifikasi solusio plasenta

1.  Solusio plasenta ringan : terlepasnya sebagian kecil plasenta yang tidak berdarah banyak akan            menyebabkan perdarahan pervaginam berwarna kehitaman dan sedikit perut agak terasa sakit atau      terus – menerus agak tegang. Bagian janin masih mudah teraba
2.   Solusio plasenta sedang : plasenta telah terlepas lebih dari seperempat.tanda dan gejala dapat               timbul perlahan/ mendadak dengan gejala sakit perut terus – menerus lalu terjadi perdarahan               pervaginam. Dinding uterus terasa tegang terus – menerus dan nyeri tekan. Sehingga bagian janin       sukar diraba,telah ada tanda persalinan.
3.   Sulosio plasenta berat : plasenta terlepas lebih dari dua pertiga permukaannya penderita jatuh             sock dan janinnya telah meninggal. Uterus sangat tegang, nyeri, perdarahan pervaginam, adanya         kelainan pembekuan darah dan kelainan ginjal

C.     Etiologi
Belum diketahui pasti faktor disposisi yang mungkin ialah hipertensi kronik.Trauma eksternal, tali pusat pendek, dekompresi uterus mendadak, anomali atau tumor uterus. Defisiensi gizi, merokok, konsumsi alkohol, penyalahgunaan kokain,

D.     Tanda dan Gejala
1.         Perdarahan
2.         Nyeri intermiten/ menetap
3.         Warna darah kehitaman dan cair
4.         Bila ostium terbuka terjadi perdarahan dengan warna merah segar
5.         Nyeri tekan uterus
6.         Gawat janin
7.         Persalinan prematur
8.         Kontraksi berfrekuensi tinggi
9.         Kematian janin (saifuddin, 2007)

E.      Patofisiologi
         terjadinya sulosio plasenta dipicu oleh perdarahan di dalam desidua basalis yang kemudian terbelah dan meninggalkan lapisan tipis yang melekat pada miometrium sehingga terbentuk hematoma desidua yang menyebabkan : pelepasan, kompresi, dan akhirnya penghancuran plasenta yang berdekatan dengan bagian tersebut.Ruptur pembuluh arteri spiralis desidua menyebabkan hematoma retroplasenta yang akan memutuskan lebih banyak pembuluh darah, sehingga pelepasan plasenta makin luas dan mencapai tepi plasenta.karena uterus tetap berdestensi dengan adanya janin. Uterus tidak mampu berkontaraksi optimal untuk menekan pembulu drah tersebut.Selanjutnya darah yang mengalir keluar dapat melepaskan selaput ketuban

F.      Penatalaksanaan
         Harus dilakukan dirumah sakit dengan fasilitas operasi sebelum dirujuk,anjurkan pasien tirah baring total dengan menghadap kekiri, tidak melakukan senggama, menghindari peningkatan  tekanan rongga perut. (misalnya : batuk mengedan, karna sulit BAB)
Terapi ( Kolaborasi dengan Dokter Obgyn )
1.     Terapi Konservatif (ekspektatif)
a.      Resusitasi cairan:memperbaiki hipovolemi atau mengatasi syok dan anemia
b.      Darah (harus diberikan darah secepatnya untuk menghindari syok dan Anemia.
c.      Cairan : berikan cairan Nacl, RL
d.      Obat antihipertensi yg membantu pembuluh darah tetap terbuka, obat – obatan kortikosteroid              (untuk antiinflamasi, mencegah retensi Na dan mempertahankan ketahanan kapiler)
2.         Terapi Aktif
Prinsipnya melakukan tindakan agar anak segera dilahirkan dan perdarahan berhenti, misalnya dengan operatif obstetrik. Langkah-langkahnya :
a.       Amniotomi dan pemberian oksitosin kemudian diawasi serta pimpin partus spontan.
b.      Bila pembukaan sudah lengkap atau hampir lengkap dan kepala sudah turun sampai Hodge III – IV , maka bila janin hidup, lakukan ekstraksi vakum atau forsep, tetapi bila janin meninggal, lakukanlah embriotomi.
c.       Seksio sesarea biasanya dilakukan pada:
1)      Solusio plasenta dengan anak hidup, pembukaan kecil
2)      Solusio plasenta dengan toksemia berat, perdarahan agak banyak, tetapi pembukaan masih kecil
3)      Solusio plasenta dengan panggul sempit atau letak lintang
d.      Histerektomi dapat dipertimbangkan bila terjadi afibrinogemia dan kalau persediaan darah atau fibrinogen tidak ada atau tidak cukup.

G.     Komplikasi
Tergantung luas plasenta yang terlepas dan lamanya sulosio plasenta berlangsung komplikasi pada ibu ialah :
1.         Perdarahan
2.         Oliguria
3.         Gagal ginjal
4.         Gawat janin
5.         Apopleksia uteroplasenta(uterus couvelaire)
Bila janin dapat diselamatkan dapat terjadi komplikasi :
1.         Asfiksia
2.         BBLR

H.     Asuhan Kebidanan Pada Solusio Plasenta
1.      Anamnesis
a.          Perasaan sakit yang tiba-tiba di perut, kadang-kadang pasien bisa
b.         melokalisir tempat mana yang paling sakit, dimana plasenta terlepas.
c.          Perdarahan pervaginam yang sifatnya bisa hebat, yang terdiri dari darah segar dan bekuan darah.
d.         Pergerakan anak mulai hebat kemudian terasa pelan dan akhirnya berhenti atau tidak bergerak lagi.
e.          Kepala terasa pusing, lemas, muntah, pucat, pandangan berkunangkunang, ibu keliatan anemis tidak sesuai dengan banyaknya darah yang keluar.
2.      Inspeksi
a.          Pasien gelisah, sering mengerang karena kesakitan.
b.         Pucat, sianosis, keringat dingin.
c.          Kelihat darah keluar pervaginam.


3.      Palpasi
a.          Fundus uteri tambah naik karena terbentuknya hematoma retroplasenta, uterus tidak sesuai dengan tuanya kehamilan.
b.         Uterus teraba tegang dan keras seperti papan yang disebut uterus inbois baik waktu his maupun diluar his.
c.          Nyeri tekan terutama ditempat plasenta tadi terlepas.
d.         Bagian-bagian janin susah dikenali, karena perut (uterus) tegang.

4.      Auskultasi
Sulit, karena uterus tegang. Bila denyut jantung janin terdengar biasanya diatas 140 dpm, kemudian turun dibawah 100 dpm dan akhirnya hilang bila plasenta yang terlepas lebih dari sepertiga.

5.      Pemeriksaan Dalam
a.          Serviks bisa telah terbuka atau masih tertutup.
b.         Kalau sudah terbuka maka ketuban dapat teraba menonjol dan tegang, baik sewaktu his maupun diluar his.
c.          Kalau ketuban sudah pecah dan plasenta sudah terlepas seluruhnya,
d.         plasenta ini akan turun kebawah dan teraba pada pemeriksaan, disebut prolapsus plasenta,
ini sering dikacaukan dengan plasenta previa.

6.      Pemeriksaan Umum
a.          Tensi semula mungkin tinggi karena pasien sebelumnya menderita penyakit vaskuler, tetapi lambat laun turun dan pasien jatuh syok.
b.         Nadi, cepat, kecil.

DAFTAR PUSTAKA

Prof. Dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 2004 “ Ilmu kebidanan penyakit
                        Kandungan dan KB untuk pendidikan bidan”

Prof. Rustam Mochtar, 2004. MPH,Sinopsis Obstetri Jilid I.

Sarwono Prawiroharjo, Jakarta,2005 “Ilmu Kebidanan” Yayasan Bina
                        Pustaka. Jakarta.

Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal, Penerbit Jaringan Nasional Pelatihan Klinik Kesehatan Reproduksi bekerjasama dengan JH. PIEGO (MNH) dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, 2004.

FK UNPAD. 2004. Obstetri fisiologi, Bandung : eleman

Mochtar, Rustam. 2003. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Manuaba, Ida Bagus Gde. 2004. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC.

Sarwono Prawiroharjo, Jakarta,2007 “Pelayanan Kesehatan Maternal dan
                        Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.




Senin, 13 April 2015

Makalah Hipnotik Sedatif


BAB I
PENDAHULUAN


A.     Latar Belakang
         Hipnotik sedatif adalah istilah untuk obat-obatan yang mampu mendepresisistem saraf pusat. Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas moderate yangmemberikan efek menenangkan, sementara hipnotik adalah substansi yang dapatmemberikan efek mengantuk dan yang dapat memberikan onset sertamempertahankan tidur.
Beberapa macam obat dalam dunia kedokreran, seperti magadomdigunakan sebagai zat penenang (sedativa-hipnotika). Pemakaian sedativa-hipnotika dalam dosis kecil dapat menenangkan, dan dalam dosis besar dapatmembuat orang yang memakainya tertidur.
Gejala akibat pemakaiannya adalah mula-mula gelisah, mengamuk lalumengantuk, malas, daya pikir menurun, bicara dan tindakan lambat . Jika sudahkecanduan, kemudian diputus pemakainya maka akan menimbulkan gejalagelisah, sukar tidur, gemetar, muntah, berkeringat, denyut nadi cepat, tekanandarah naik , dan kejang-kejang. Jika pemakainya overdosis maka akan timbulgejala gelisah, kendali diri turun, banyak bicara, tetapi tidak jelas, sempoyangan,suka bertengkar, napas lambat, kesadaran turun, pingsan, dan jika pemakainyamelebihi dosis tertentu dapat menimbulkan kematian.
Penggunaan klinis kedua golongan obat-obatan ini telah digunakan secaraluas seperti untuk tata laksana nyeri akut dan kronik, tindakan anestesia, penatalaksanaan kejang, serta insomnia. Pentingnya penggunaan obat-obatan ini dalamtindakan anestesi memerlukan pemahaman mengenai farmakologi obat-obatankedua obat. Hal tersebut yang mendasari penulisan mengenai farmakologi obat-obatan hipnotik sedatif.


 itu tadi sebagian latar belakang dari makalah Hipnotik Sedatif yang ada, bagi kalian yang ingin melihat keseluruhan makalah tersebut dapat mendownload file wordnya disini : Download




Selasa, 07 April 2015

Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik





Berikut Ini Tips Dan Trik Cara Belajar Yang Baik

1. Belajar Kelompok
Bosan belajar sendirian? Coba saja belajar secara kelompok bareng teman. Belajar kelompok merupakan salah satu belajar yang baik dan efektif. Dengan belajar kelompok kegiatan belajar akan menjadi sangat menyenangkan karena ada temannya. Belajar secara kelompok sebaiknya mengajak teman yang pandai dan rajin belajar agar bisa termotivasi dan ketularan pintar.

2. Coba Rajin Membuat Catatan Atau Intisari Dari Pelajaran
Setiap bab pelajaran selalu ada bagian-bagian yang penting. Nah bagian yang penting ini sebaiknya dibuat catatan di buku tersendiri. Cara belajar yang baik dengan merangkum bahan atau materi pelajaran juga sangat berguna saat menghadapi ujian.

3. Selalau Disiplin Dan Tekun Dalam Belajar
Yang penting di sini adalah kualitas belajarnya. Walaupun hanya 1-2 jam sehari tapi kalau di lakukan setiap hari pasti akan lebih baik dari pada belajar dalam waktu yang sangat lama pada waktu tertentu saja. Misalnya hanya belajar kalau ada ulangan atau ujian saja.

4. Bertanya Kalau Belum Paham
Biasanya saat guru selesai membahas satu mata pelajaran akan bertanya pada murid muridnya. Apakah sudah jelas? Jangan ragu dan takut untuk bertanya kalau memang kurang paham atau kurang mengerti.

5. Hindari Sukap Tidak Jujur
Sekarang ini banyak siswa membuat catatan untuk mencontek saat ada ulangan atau ujian. Dengan belajar dengan jadwal yang teratur seorang murid akan selalu siap jika ada ulangan dadakan dan tidak perlu mencontek. Bagaimana dengan tips cara belajar yang baik diatas mungkin masih belum bisa meningkatkan hasil belajar anda?
Cara Belajar Yang Baik Ini masih ada beberapa tips cara belajar yang baik efektif dan efisien .

Tips Cara Belajar yang Baik

1. Ciptakan suasana yang kondusif
Dalam belajar, kamu harus menciptakan suasana yang kondusif, nyaman dan tenang untuk belajar. Cara ini merupakan salah satu cara belajar yang baik karena bagaimanapun jika ingin materi yang kamu pelajari itu bener-bener masuk ke otakmu, kamu harus tenang dan dalam keadaan yang nyaman. Sehingga nggak mengganggu konsentrasi. Belajar di luar ruangan mungkin adalah pilihan yang cukup baik, karena selain lebih fresh, kita juga bisa lebih tenang dan nggak penat dalam belajar.

2. Lihat garis besarnya dahulu
Tips cara belajar yang baik dengan melihat garis besar materi. Jika membaca bahan pelajaran yang baru, jangan langsung menceburkan diri kedalamnya. Kamu bisa lebih meningkatkan pemahaman bila melihat sepintas garis besarnya. Lihatlah semua subjudul, keterangan gambar dan ringkasan yang ada. Jik membaca bacaan yang cukup panjang, maka bacalah dahulu kalimat pertama dari setiap paragrafnya.

3. Buatlah catatan intisari dari bahan pelajaran
Tips cara belajar dengan teknik meringkas intisari dari pelajaran. Kalau kamu meringkas materi dari setiap bahan pelajaran ke dalam sebuah catatan kecil, maka akan sangat membantumu mengingat bahan pelajaran itu. Pada saat kamu menulisnya, kamu pasti membaca materinya lagi, bener kan? Itu akan membuatmu cepat hafal materinya. Sebaiknya catatan itu ditulis kedalam buku kecil atau kertas yang bisa dibawa kemana-mana, sehingga bisa dibaca kapan dan dimanapun kamu berada. Tips Cara belajar yang baik bukan?

4. Berlatihlah tehnik kemampuan mengingat
Cara Belajar Yang Baik dengan teknik kemampuan mengingat. Agar lebih mudah kamu ingat sebaiknya materi yang akan kamu hafal itu diubah menjadi sebuah singkatan atau kata kunci (Mnemonics) dengan formulasi yang mudah diingat-ingat. Seperti MeJiKuHiBiNiU untuk singkatan-singkatan dari warna pelangi, yaitu Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Walaupun kamu jika menghafal langsung dalam 1 minggu sudah lupa, dengan menggunakan mnemonics seperti ini kamu bisa ingat sampai puluhan tahun lamanya.

5. Belajarlah dengan tekun dan rutin.
Tips cara belajar yang baik dan paling ampuh adalah dengan tekun dan rutin. Belajar tepat waktu dan serius juga sangat berpengaruh dalam peningkatan prestasi belajar, apabila kamu jarang belajar maupun  hanya belajar jika akan ada ulangan pasti prestasinya gak akan maksimal. Jadi belajarlah dengan tekun dan rutin selagi ada waktu untuk belajar. Juga jangan belajar dengan tergesa-gesa pada hari terakhir sebelum ulangan, cara belajar yang baik seperti itu hasilnya juga nggak akan maksimal.

HIPEREMESIS GRAVIDARUM





Hiperemesis Gravidarum
                        Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berelebihan sehingga menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari dan bahkan dapat membahayakan kehidupan.Faktor-faktor yang dapat menimbulakn hiperemesis adalah sebagai berikut.
  1. Adanya vili korialis masuk ke dalam darah.
  2. Adanya faktor predisposisi seperti primigravida dan overdistensi rahim.
  3. Adanya faktor psikologis, seperti ketidakharmonisan dalam rumah tangga.Kehamilan yang tidak diinginkan, atau ketidaksiapan untuk memiliki anak (takut untuk hamil).
  4. Adanya faktor alergi
                        Hiperemesis gravidarum memiliki gejala-gejala yang berbeda sesuai dengan tingkatannya.Berikut adalah uraian mengenai gejala hiperemesis gravidarum berdasarkan tingkat keparahannya.
  1. Tingkat I
  2. Mual muntah terus-menerus sehingga memengaruhi keadaan umum, terjadi dehidrasi.
  3. Tekanan darah menurun, denyut nadi meningkat dan dapat disertai dengan naiknya suhu tubuh.
  4. Nyeri epigastrum.
  5. Tingkat II
  6. Dehidrasi bertambah
  • Turgor kulit makin berkurang
  • Lidah kering dan kotor
  • Berat badan menurun
  • Mata cekung
Gangguan sirkulasi darah, yang ditandai dengan
  • Nadi cepat dan tekanan darah menurun
  • Hemokonsentrasi
  • Oliguria
  • Obstipasi
Gangguan metabolisme, yang ditandai dengan
  • Terjadi metabolisme anaerob dalam pemecahan lemak yang menyebabkan adanya keton, dijumpai dalam urin dan napas (bau keton).
  • Gangguan fungsi lever, adanya ikterus.
  1. Tingkat III
  2. Dehidrasi makin berat
  3. Mual muntah berhenti
  4. Terjadi perdarahan dari esophagus dan retina
  5. Gangguan fungsi lever (ikterus) yang terus meningkat
  6. Penurunan kesadaran, somnelon sampai koma
  7. Gangguan saraf berupa ensefalopati wernickle yang ditandai dengan:
  • Nistagmus
  • Diplopia
  • Perubahan mental
Diagnosis hiperemesis gravidarum dapat dengan mudah ditegakkan, yaitu melalui beberapa gambaran klinis berikut:
  1. Amenore
  2. Mual muntah berlebihan sampai mengganggu aktivitas sehari-hari
  3. Nyeri perut bagian bawah
  4. Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah tidak normal.
  5. Nyeri abdomen yang mungkin menunjukan masalah yang mengancam kesehatan jiwa dengan ciri-ciri nyeri hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat. Hal ini mengindikasikan terjadinya:
·         Kehamilan ektopik
·         Abortus
·         Apendisitis
·         Penyakit radang panggul
·         Persalinan premature
·         Penyakit infeksi kelamin akibat hubungan seksual
·         Gastritis
·         Penyakit kantong empedu
·         Uterus yang iritabilitas
·         Infeksi saluran kemih.

Mual dan Muntah
            Nausea adalah perasaan subyektif untuk muntah. Vomitus/ emesis/ muntah adalah pengeluaran isi gastrointestinal bagian atas akibat kontraksi otot usus dan dinding torako-abdominal. Vomitus harus dibedakan dengan regurgitasi, suatu pengeluaran isi lambung tanpa tenaga atau kontraksi. Ruminasi adalah regurgitasi berulang yang biasanya dikunyah dan ditelan lagi. Indigesti adalah keluhan nonspesifik abdomen bagian atas meliputi nausea, vomitus, heartburn, regurgitasi dan dyspepsia. 


MEKANISME
            Vomitus diatur oleh batang otak dan dilaksanakan melalui respon neuromuscular yang terdapat di gut, faring dan dinding torakoabdominal. Mekanisme yang mendasari nausea masih belum jelas dimengerti, kemungkinan persepsi timbulnya nausea diatur oleh cortex cerebral. Pada EEG akan terlihat aktivasi di regio temporofrontal saat terjadinya nausea.

·         Koordinasi Emesis 
             Pada penelitian hewan diduga bahwa vomitus dikoordinasi oleh sebuah lokus tunggal di dalam medullary formatio retikularis. Namun pada penelitian selanjutnya diketahui bahwa tidak ada satu tempat khusus yang merupakan pusat muntah. Terdapat beberapa nuclei di dalam batang otak yang memulai terjadinya kejadian muntah yaitu nucleus traktus solitarius, nuclei dorsal vagal dan phenic, nulkuei medullary yang mengatur respirasi, nuclei yang mengatur pergerakan faring, wajah dan lidah. Neurotransmitter yang terlibat masih belum jelas namun diduga neurokinin NK1, serotonin, dan vasopressin memiliki peranan penting. 

            Otot-otot somatic dan visceral menunjukkan respon stereotipik selama terjadinya muntah. Kontraksi otot dada dan perut yang meningkatkan tekanan di dalam rongga dada dan perut akan memfasilitasi pengeluaran isi lambung. 

·         Aktivator Emesis 
             Rangsangan emesis bekerja pada beberapa lokasi anatomis yang berbeda.Emesis dirangsang melalui pikiran dan penciuman yang berasal dari cortex cerebri, dimana nervus cranial akan memfasilitasinya melalui reflex muntah. Motion sickness dan kelainan telinga dalam bekerja pada apparatus labirin sementara zat iritan lambung dan obat anti kanker seperti cisplatin bekerja pada bagian afferent nervus vagal gastroduodenal. Afferent visceral nongastric diaktivasi oleh obstruksi pada usus halus dan kolon dan iskemia mesenteric. Area postrema, nucleus medullary, yang berespon terhadap rangsangan muntah melalui jalur darah dinamakan chemoreceptor trigger zone. Sebagian besar obat yang menyebabkan muntah bekerja pada area ini, demikian pula halnya dengan toxin bakteri dan gangguan metabolic seperti uremia, hipoksia, dan ketoasidosis. 
yang bekerja berbeda-beda sesuai dengan lokasi anatomi yang terkena. Pada gangguan labirin yang bekerja adalah kolinergik muskarinik M1 dan histaminergik H1 reseptor, sedangkan rangsangan pada bagian afferent nervus vagal gastroduodenal akan mengaktivasi serotonin 5-HT3. Area postrema kaya akan reseptor 5-HT3, M1, H1 dan dopamine D2. 

DIAGNOSA BANDING 

Kelainan Intraperitoneal 
                  Obstruksi dan inflamasi viscera akan memberikan keluhan utama berupa vomitus.Obstruksi lambung akibat ulkus dan keganasan, obstruksi usus halus dan kolon akibat adhesi, tumor benigna dan maligna, volvulus, intusseption atau penyakit inflamasi seperti Chron’s disease merupakan salah satu contoh.

            Sindroma arteri mesenteric superior yang terjadi setelah kehilangan berat badan atau tirah baring yang lama akan menimbulkan keluhan nausea dan vomitus apabila duodenum tertekan oleh arteri tersebut. Iradiasi abdomen akan merangsang muntah karena akan mengakibatkan gangguan fungsi kontraktilitas usus dan terbentuknya striktura. Kolik bilier menyebabkan mual karena aksi di saraf afferent visceral. Muntah pada pankreatitis, kolesistitis, atau appendicitis terjadi karena iritasi visceral yang terlokalisisr dan menginduksi terjadinya ileus. Infeksi enteric karena virus atau bakteri adalah penyebab tersering vomitus akut terutama pada anak. Infeksi oportunistik seperti cytomegalovirus atau herpes simplex akan menyebabkan muntah pada penderita immunocompromised. 

             Kelainan fungsi motorik gastrointestinal juga merupakan penyebab tersering mual dan muntah. Gastroparesis didefinisikan sebagai keterlambatan pengosongan makanan dari lambung dan terjadi setelah vagotomi karena ulcus peptikum, adenokarsinoma pancreas atau penyakit sistemik seperti diabetes, skeroderma dan amioloidosis. Gastroparesis idiopatik terjadi pada tidak adanya penyakit sistemik dan mungkin merupakan gejala prodromal dari suatu penyakit infeksi. Intestinal pseudoobstruksi yang ditandai dengan adanya gangguan aktivasi motorik intestinal dan kolon akan menyebabkan retensi makanan, pertumbuhan bakteri berlebihan, malabsorbsi, mual dan muntah, nyeri dan perubahan pola defekasi. Hal ini terjadi karena idiopatik atau inherited berupa myopati atau neuropati, akibat penyakit sistemik atau dapat juga akibat sindroma paraneoplastik. 

Kelainan Ekstraperitoneal 
             Infark miokardium dan gagal jantung adalah penyebab mual dan muntah yang berasal dari kelainan pada jantung.Mual dan muntah terjadi pada 25 % kasus setelah operasi. Muntah post laparotomi dan post operasi ortopedi lebih sering terjadi dibandingkan dengan laparoskopi dan lebih sering terjadi pada wanita. Peningkatan tekanan intrakranial karena tumor, perdarahan, abses atau obstruksi cairan serebrospinal menghasilkan muntah dengan atau tanpa mual. Motion sickness, labirintis dan Meniere disease akan mengakibatkan mual dan muntah melalui jalur labirin. Sindroma muntah siklik adalah kelainan yang jarang. Sindroma ini menunjukkan hubungan yang kuat dengan sakit kepala migrain. Pasien dengan penyakit psikiatri termasuk anorexia nervosa, bulimia nervosa dan depresi dilaporkan sebagai penyebab mual yang penting. Muntah psikogenik terjadi pada wanita dengan masalah emosi. 

Kelainan Medikasi dan Metabolik 
                   Obat-obatan sering menyebabkan muntah melalui kerjanya di lambung (analgesik, eritromisin) atau daerah postrema (digoksin, opiat, antiparkinson). Obat lain yang menyebabkan muntah adalah antibiotika, antiaritmia, antihipertensi, hipoglikemia oral dan kontrasepsi. Kemoterapi kanker dapat menyebabkan muntah akut, lambat atau antisipatorik. 

                   Kelainan metabolik adalah diagnosis banding penting pada beberapa kejadian. Kehamilan adalah penyebab endokrinologik untuk mual,terjadi pada 70 % wanita hamil trisemester I. Hiperemesis gravidarum adalah bentuk mual yang berat yang menyebabkan kehilangan cairan yang signifikan dan gangguan elektrolit yang nyata. Uremia, ketoasidosis, insufisiensi adrenal, penyakit tiroid dan paratiroid adalah penyebab metabolik lain untuk muntah. Toksin di dalam sirkulasi akan menyebabkan keluhan melalui efeknya pada area postrema. Toxin endogen dapat terjadi pada kasus hepatitis fulminan sedangkan toksin eksogen terjadi karena infeksi bakteri dari usus. Intoksikasi etanol adalah penyebab toksik mual dan muntah yang sering terjadi. 

PENDEKATAN TERHADAP PASIEN

Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik 
             Anamnesa membantu dalam menegakkan etiologi mual dan muntah yang tidak dapat diterangkan. Obat dan toksin sering menyebabkan gejala akut, sedangkan pada penyakit yang jelas telah diketahui biasanya mual dan muntah merupakan keluhan kronis. Muntah dalam jam pertama setelah makan khas untuk obstruksi pylorus, sementara muntah setelah periode postprandial terjadi pada obstruksi intestinal. Gastroparesis menyebabkan mual dalam waktu beberapa menit setelah makan, namun pada kasus yang berat, muntah yang terjadi merupakan sisa makanan beberapa jam atau beberapa hari sebelumnya. Adanya darah dalam muntah dicurigai ke arah ulkus atau keganasan. Muntahan fekulen diketahui sebagai obstruksi intestinal distal atau kolon. Muntahan bilier menyingkirkan obstruksi lambung, sementara muntahan makanan yang belum dicerna dicurigai sebagai proses pharyng-esofageal seperti Zenker’s diverticulum atau akalasia. Nyeri abdomen yang berkurang dengan muntah adalah khas untuk obstruksi usus halus tetapi tidak demikian halnya dengan pankreatitis atau kolesistitis. Penurunan berat badan yang nyata mengarah pada keganasan atau obstruksi. Adanya demam merupakan petunjuk adanya proses inflamasi, sementara sumber intrakranial dipertimbangkan jika ada nyeri kepala atau perubahan lapang pandang. Vertigo dan tinitus mengindikasikan penyakit labirin. 

             Pemeriksaan fisik akan melengkapi anamnesa. Auskultasi abdomen akan menunjukkan tidak adanya bising usus pada kasus ileus. Bising usus yang bernada tinggi merupakan indikasi adanya obstruksi usus, sementara tanda succession splash pada pergerakan lateral yang tiba-tiba ditemukan pada penderita gastroparesis atau obstruksi pylorus. Nyeri tekan atau adanya defens muscular merupakan tanda suatu inflamasi, sementara BAB berdarah merupakan tanda adanya cedera mukosa dari ulkus, iskemi atau tumor. Etiologi neurologis dicurigai apabila terdapat tanda berupa papil edema, hilangnya lapang pandang atau defisit neurology fokal. Neoplasma diduga apabila teraba massa atau adanya adenopati. 

             Adanya perasaan kepala ringan dengan hipotensi postural dan penurunan turgor kulit mengindikasikan adanya kehilangan cairan. Hematemesis setelah muntah yang terus menerus diduga karena Mallory-Weiss, sementara adanya abnormalitas pada paru merupakan petunjuk adanya aspirasi muntahan. 

Test Diagnostik 
             Pemeriksaan elektrolit, deteksi anemia def.Fe untuk mengetahui adanya cedera mukosa. Penyakit pankreotik-bilier diduga bila terjadi abnormalitas enzim pankreas atau biokimia hati,s ementara etiologi endokrin dan rematologi diketahui dengan memeriksa hormon spesifik atau test serologi. Jika obstruksi lumen dipertimbangkan maka radiografi abdomen supine dan tegak akan menunjukkan air-fluid level usus dengan udara kolon yang berkurang. Ileus ditandai dengan adanya dilatasi udara usus yang diffus. 

                   Endoskopi bagian atas akan mendeteksi adanya penyakit ulkus atau keganasan gastroesofageal dan radiogarafi barium usus halus menunjukkan obstruksi usus halus partial. Kolonoskopi dan barium enema dapat mendeteksi obstruksi kolon. USG atau CT scan abdomen dapat menunjukkan proses inflamasi intraperitoneal, sementara CT scan atau MRI kepala dapat mendeteksi sumber mual dan muntah di kepala. 

            Test motilitas gastrointestinal dapat mendeteksi kelainan fungsional gastrointestinal apabila pada pemeriksaan secara anatomis tidak ada kelainan. Gastroparesis diperiksa dengan skintigrafi lambung. Manometri usus halus dapat memberikan konfirmasi diagnosis akan adanya abnormalitas motorik seperti neuropati atau miopati berdasarkan pola kontraktilitas. 

TERAPI 

            Terapi tergantung pada penyakit dasarnya,dengan koreksi medical atau surgical apabila mungkin dapat dilakukan. Perawatan di rumah sakit dipertimbangkan untuk dehidrasi berat terutama apabila penggantian cairan secara oral tidak dapat dikerjakan. Diet makanan sebaiknya dimulai dalam bentuk cair dengan kadar lemak yang rendah, karena lemak akan memperlambat pengosongan lambung. Makanan yang tidak dapat diserap sebaiknya dihindari karena dapat menyebabkan retensi di lambung yang lama.


MAKALAH ETIKOLEGAL



MAKALAH
ETIKOLEGAL DAN PRAKTIK KEBIDANAN
TENTANG KODE ETIK




DI SUSUN OLEH :
RANI PRASHINTA MURTI  ( 14150048 )
ISDAHLIA                                ( 14150050 )
INDRAWATI                            ( 14150053 )
ELLA ERMILIANI                  ( 14150057 )
LUH MERTASARI                 ( 14150061 )



PROGRAM STUDY D-III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
TA 2014/2015





KATA PENGANTAR


Alhamdulillah Puji dan puja syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat beliaulah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul  “KODE ETIK KEBIDANAN”.
Makalah ini kami susun guna untuk memenuhi tugas kuliah “ETIKOLEGAL DAN PRAKTIK KEBIDANAN ”.Dalam makalah ini kami sebagai penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan hal- hal yang perlu di tambahkan ,Karena manusia tidak luput dari salah dan lupa.Oleh karena itu banyak kritik dan saran yang kami harapkan dari para pembaca.
Kami sebagai penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua yang telah membantu kami dalam menyelesaikannya harapan kami semoga bermanfaat bagi kita semua.Amin  Ya Rabbal Alamin………………….




Yogyakarta 30 Maret 2015


Penyusun                   

Kelompok I               


DAFTAR ISI

Kata Pengantar…………………………………...........................................                                  
Daftar Isi…………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
Latar belakang..................................................................................................
Rumusan masalah.............................................................................................
Tujuan………………………………………………………….......................

BAB II PEMBAHASAN................................................................................
      A.    Definisi kode etik.......................................................................................
      B.     Penegertian kode etik bidan.......................................................................
      C.     Kode etik bidan Indonesia.........................................................................
      1.      Mukadimah.................................................................................................
      2.      Kewajiban terhadap klien dan masyarakat.................................................
    
BAB III PENUTUP.........................................................................................
      A.    Simpulan.....................................................................................................
      B.     Saran...........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................










BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang

        Etika diperlukan dalam pergaulan hidup bermasyarakat, bernegara hingga pergaulan hidup tingkat internasional. Etika merupakan suatu sistem yang mengatur bagaimana seharusnya manusia bergaul. Sistem pengaturan pergaulan tersebut menjadi saling menghormati dan dikenal dengan sebutan sopan santun, tata krama, protokoler dan lain-lain. Maksud pedoman pergaulan tidak lain untuk menjaga kepentingan masing-masing yang terlibat agar mereka senang, tenang, tentram, terlindung tanpa merugikan kepentingannya serta terjamin agar perbuatannya yang tengah dijalankan sesuai dengan adat kebiasaan yang berlaku dan tidak bertentangan dengan hak-hak asasi umumnya. Hal itulah yang mendasari tumbuh kembangnya etika di masyarakat.
Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Etika pada akhirnya membantu kita untuk mengambil keputusan tentang tindakan apa yang perlu kita lakukan dan yang perlu kita pahami bersama bahwa etika ini dapat diterapkan dalam segala aspek atau sisi kehidupan manusia.
Begitu halnya dengan profesi kebidanan, diperlukan suatu petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka harus menjalankan profesinya, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku dalam pergaulan sehari-hari dimayarakat, yang dalam hal ini kode etik profesi kebidanan.
Berdasarkan teori Deontologi, memiliki tanggung jawab sama dengan memiliki tugas moral. Tugas moral selalu diiringi dengan tanggung jawab moral. Dalam dunia profesi, istilah tanggung jawab  moral  disebut etika dan selama menjalankan perannya, bidan sering kali bersinggungan dengan masalah etika.



B.     Tujuan
·         Tujuan Umum
1.    Terciptanya pelayanan kebidanan yang komprehensif sesuai kewenangan dan tanggung jawab            seorang bidan.
2.    Agar  mahasiswa mengerti tentang definisi kode etik bidan
3.    Agar mahasiswa mengetahui kewajiban bidan
4.    Agar mahasiswa mengerti tujuan kode etik bidan
·         Tujuan Khusus
1.      Menjalankan tugas mengelola ibu hamil sesuai prosedur yang ditetapkan pemerintah.
2.      Menjalankan tugas mengelola ibu bersalin prosedur yang ditetapkan pemerintah.
3.      Menjalankan tugas mengelola ibu nifas sesuai prosedur yang ditetapkan pemerintah.
4.      Menjalankan tugas mengelola pelayanan KB sesuai prosedur yang ditetapkan pemerintah.
5.      Menjalankan tugas mengelola daur hidup wanita sesuai prosedur yang ditetapkan pemerintah.

C. RUMUSAN MASALAH

1.    Apa  yang dimaksud pengertian kode etik kebidanan?
2.    Bagaimana kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat,
3.    Apa tujuan kode etik?











BAB II
KODE ETIK KEBIDANAN

A.    Definisi Kode Etik
Kode etik adalah norma-norma yang harus diindahkan oleh setiap profesi dalam melaksanakan tugas profesinya dan hidupnya di masyarakat. Norma tersebut berisi petunjuk bagi anggota profesi tentang bagaimana mereka menjalankan profesinya dan larangan, yaitu ketentuan tentang apa yang boleh dan tidak boleh diperbuat atau dilaksanakan oleh anggota profesi, tidak saja dalam menjalankan tugas profesinya melainkan juga menyangkut tingkah laku pada umumnya dalam pergaulan sehari-hari di masyarakat.
Kode etik kebidanan merupakan suatu pernyataan komprehensif profesi yang menuntut bidan melaksanakan praktik kebidanan baik yang berhubungan dengan kesejahteraan keluarga, masyarakat, teman sejawat, profesi dan dirinya. Penetapan kode etik kebidanan harus dilakukan dalam Kongres Ikatan Bidan Indonesia (IBI).

Kode etik bidan Indonesia pertama kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional Ikatan Bidan Indonesia X tahun 1988, sedangkan petunjuk pelaksanaannya disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) IBI tahun 1991 sebagai pedoman dalam berperilaku. Kode Etik Bidan Indonesia mengandung beberapa kekuatan yang semuanya tertuang dalam mukadimah tujuan dan bab.

Secara umum, Kode Etik tersebut berisi 7 Bab. Ketujuh bab tersebut dapat dibedakan atas tujuh bagian yaitu :
1. Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat (6 butir)
2. Kewajiban bidan terhadap tugasnya (3 butir)
3. Kewajiban bidan terhadap sejawat dan tenaga kesehatan lainnya (2 butir)
4. Kewajiban bidan terhadap profesinya (3 butir)
5. Kewajiban bidan terhadap diri sendiri (2 butir)
6. Kewajiban bidan terhadap pemerintah, nusa bangsa,dan tanah air (2 butir)
7. Penutup (1 butir)

B.KODE ETIK BIDAN INDONESIA

MUKADIMAH II

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan didorong oleh keinginan luhur demi tercapainya :

Masyarakat Indonesia yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.
 Pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
Tingkat kesehatan yang optimal bagi setiap warga Negara Indonesia.
Memberi panduan dalam membuat keputusan tentang masalah etik
Menghubungkan nilai atau norma yang dapat diterapkan  dan dipertimbangkan dalam memberi pelayanan
Merupakan cara untuk mengevaluasi diri
Menjadi landasan untuk memberi umpan balik bagi rekan sejawat
Menginformasikan kepada calon perawat dan bidan tentang nilai dan standar profesi
Menginformasikan kepada profesi lain dan masyarakat tentang nilai moral.
Menjunjung tinggi martabat dan citra profesi. ”Image’ pihak luar atau masyarakat terhadap suatu profesi perlu dijaga untuk mencegah pandangan merendahkan profesi tersebut. Oleh karena itu, setiap kode etik profesi akan melarang berbagai bentuk tindakan atau kelakuan anggota profesi yang dapat mencemarkan nama baik profesi di dunia luar sehingga kode etik disebut juga ”kode kehormatan”.
Menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggota. Kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan material dan spiritual atau mental. Berkenaan dengan kesejahteraan material, kode etik umumnya menetapkan larangan-larangan bagi anggotanya untuk melakukan perbuatan yang merugikan kesejahteraan. Kode etik juga menciptakan peraturan-peraturan yang mengatur tingkah laku yang tidak pantas atau tidak jujur para anggota profesi ketika berinteraksi dengan sesama anggota profesi
Meningkatkan pengabdian para anggota profesi. Kode etik juga berisi tujuan pengabdian profesi tertentu, sehingga para anggota profesi dapat dengan mudah mengetahui tugas dan tanggung jawab pengabdian profesinya.
Meningkatkan mutu profesi. Kode etik juga memuat norma-norma serta anjuran agar profesi selalu berusaha meningkatkan mutu profesi sesuai dengan bidang pengabdiannya. Selain itu, kode etik juga mengatur bagaimana cara memelihara dan meningkatkan mutu organisasi profesi.

Petunjuk pelaksanaan Kode Etik Bidan Indonesia
a. Bidan harus melakukan tugasnya berdasarkan tugas dan fungsi Bidan yang telah ditetapkan sesuai       dengan prosedur ilmu dan kebijaksanaan yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung         jawab
b. Bidan dalam melaksanakan tugasnya harus memberikan pelayanan yang optimal kepada siapa saja,     dengan tidak membedakan pangkat, kedudukan, golongan, bangsa dan agama
c. Bidan dalam melaksanakan tugasnya tidak akan menceritakan kepada orang lain dan merahasiakan     segala yang berhubungan dengan tugasnya
d. Bidan hanya boleh membuka rahasia pasiennya/kliennya apabila diminta untuk keperluan                   kesaksian pengadilan

butir kedua: Setiap Bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan               martabat kemanusiaan yang utuh dan memelihara citra Bidan
a. Pada hakekatnya manusia termasuk klien memiliki keutuhan akan intelektual dan pengakuan yang       hakiki baik dari golongan masyarakat, intelektual, menengah, maupun kelompok masyarakat               kurang mampu. Oleh karena itu Bidan harus menentukan sikap yang manusiawi (sabar, lemah             lembut dan ikhlas) memberi pelayanan.
b. Atas dasar menghargai martabat setiap insan Bidan harus memberikan pelayanan profesional yang     memadai kepada setiap kliennya
c. Profesional artinya memberikan pelayanan sesuai dengan bidang ilmu yang dimiliki dan                       manusiawi secara penuh tanpa mementingkan diri sendiri tetapi mendahulukan kepentingan klien       serta menghargai sebagaimana Bidan mengharagai dirinya sendiri
d. Bidan dalam memberikan pelayanan harus menjaga citra Bidan artinya Bidan sebagai profesi memiliki nilai-nilai pengabdian yang sangat esensial yaitu bahwa jasa-jasa yang diberikan kpeada kliennya adalah suatu keijakan sosial, dimana masyarakat akan merasakan sangat dirugikan atas ketidakhadiran Bidan.
butir ketiga : Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa berpedoman pada peran, tugas dan tanggung jawab sesuai kebutuhan klien, keluarga dan masyarakat
Pengabdian dan pelayanan Bidan adalah dorongan hati nurani yang tidak mendahulukan balas jasa
a) Bidan dalam melaksanakan pelayanan harus sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah digariskan dalam PER MEN KES : 572/Menkes/Per.IV/1996 antara lain :
Memberikan penerangan dan penyuluhan
Melaksanakan bimbingan pada teg.kes. lainnya yang lebih rendah dukun
Melayani kasus ibu dan pengawasan keh, persalinan normal, letak sungsang, episotomi, penjahitan perineum TK I dan II
Perawatan nifas dan menyusui termasuk pemberian uterotonika
Memberikan pelayanan KB
c) Mmeberikan obat-obatan dalam bidang kebidanan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi klien
d) Mengadakan konsultasi dengan profesi kesehatan lainnya dalam kasusnya yang tidak bisa diatasi sendiri yaitu :
Kehamilan resiko tinggi dan versi luar digital
Pertolongan persalinan sungsang pada primigravida dan cunam ekstravator vakum pada kepala dasar panggul
Pertolongan nifas dengan pemberian antibiotik pada infeksi baik secara oral maupun suntik
Memberikan pertolongan kedaruratan melalui pemberian infus guna pencegahan syok dan mengatasi perdarahan pasca persalinan termasuk pengeluaran uri dengan manual
Mengatasi kedaruratan eklamsi dan mengatasi infeksi BBL
Berperan sebagai penggerak PSM dengan menggali, membangkitkan peran aktif masyarakat
Berperan sebagai motivator yang dapat memotivasi masyarakat untuk berubah dan berkembang kearah peri akal, peri rasa dan perilaku yang lebih baik
Berperan aktif sebagai pendidik yang mampu merubah masyarakat dari tidak tahu menjadi tahu
Berperan sebagai motivator/pembaharu yang membawa hal-hal yang baru yang dapat merubah keadaan ke arah yang lebih baik.
a) Kepentingan klien adalah diatas kepentingan sendiri maupun kelompok artinya Bidan harus mampu menilai situasi saat dimana menghadapi kliennya. Berikan dahulu pelayanan yang dibutuhkan klien dan mereka tidak boleh ditinggalkan begitu saja
Klien berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang memadai
Klien berhak memperoleh perawatan dan pengobatan
Klien berhak untuk dirujuk pada institusi/bidang ilmu yang lain sesuai dengan permasalahannya
Klien mempunyai hak untuk menghadapi kematian dengan tenang
Bidan harus mampu menganalisa nilai-nilai yang ada di masyarakat dimana ia bertugas
Bidan mampu menghargai nilai-nilai masyarakat setempat
Bidan mampu beradaptasi dengan nilai-nilai budaya masyarakat dimana ia berada
Butir kelima : Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimilikinya
a) Bidan sudah siap untuk berangkat ke suatu pertemuan mendadak ada klien yang datang untuk berkonsultan/partus, tentu kepentingan klien yang diutamakan sekalipun pertemuan tersebut sangat penting : dengan catatan usahakan agar mengutus seseorang untuk memberi kabar
b) Bidan sudah siap untuk ke kantor (bekerja), mendadak ada seorang anggota keluarga meminta bantuan untuk menolong seorang bayi yang kejang, tentu saja kita utamakan untuk melihat anak yang kejang tersebut lebih dahulu
c) Bidan sudah merencanakan akan mengambil cuti keluar kota, tetapi sebelum berangkat pamong meminta untuk memberikan ceramah mengenai ASI kepada masyarakat, tentu hal ini akan didahulukan, dan seterusnya

Butir ke enam: Setiap Bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal
a) Bidan harus mengadakan kunjungan rumah/masyarakat memberikan penyuluhan serta motivasi agar mau membentuk posyandu / PKMD / bagi yang mempunyai balita / ibu hamil memeriksakan diri di posyandu
b) Bidan dimana saja berada baik di kantor, di puskesmas / di rumah, di tempat praktek, maupun ditengah-tengah masyarakat lingkungan tempat tinggal harus selalu memberikan motivasi agar mereka hidup berprilaku sehat.
a) Bidan harus mengadakan kunjungan rumah/masyarakat memberikan penyuluhan serta motivasi agar mau membentuk posyandu / PKMD / bagi yang mempunyai balita / ibu hamil memeriksakan diri di posyandu
b) Bidan dimana saja berada baik di kantor, di puskesmas / di rumah, di tempat praktek, maupun ditengah-tengah masyarakat lingkungan tempat tinggal harus selalu memberikan motivasi agar mereka hidup berprilaku sehat.


Maka Ikatan Bidan Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan yang menjadi wadah persatuan dan kesatuan para bidan di Indonesia mencciptakan Kode Etik Bidan Indonesia yang disusun atas dasar penekanan keselamatan klien diatas kepentingan lainnya. Terwujudnya kode etik ini merupakan bentuk kesadaran dan kesungguhan hati dari setiap bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan secara profesional dan sebagai anggota tim kesehatan pada umumnya, KIA/KB dan Kesehatan Keluarga pada khususnya. Mengupayakan segala sesuatu agar kaumnya pada detik-detik yang sangat menentukan pada saat menyambut kelahiran insan generasi secara selamat, aman dan nyaman merupakan tugas sentral dari pada bidan.

Menelusuri tuntutan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang terus meningkat  sesuai dengan perkembangan zaman dan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku dalam masyarakat, sudah sewajarnya kode etik ini berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai landasan ideal dan Gari-Garis Besar Haluan Negara sebagai landasan operasional.Sesuai dengan wewenang dan peraturan kebijaksanaan yang berlaku bagi bidan, kode etik ini merupakan pedoman dalam tata cara dan keselarasan dalam pelaksanaan pelayanan operasional.

Bidan senantiasa berupaya memberikan pemeliharaan kesehatan yang komprehensif terhadap ibu hamil, ibu menyusui, bayi dan balita pada khususnya, sehingga mereka tumbuh berkembang menjadi insan Indonesia yang sehat pada jasmani dan rohani dengan tetap memperhatikan kebutuhan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat dan keluarga pada khususnya.
C.   Fungsi Kode Etik
Kode etik berfungsi sebagai berikut :
D.    Penetapan Kode Etik
Kode etik hanya dapat ditetapkan oleh organisasi untuk para anggotanya. Kode etik suatu organisasi akan mempunyai pengaruh yang kuat dalam menegakkan disiplin di kalangan profesi, jika semua individu yang menjalankan profesi yang sama tergabung dalam suatu organisasi profesi. Jika setiap orang yang menjalankan suatu profesi secara otomatis tergabung dalam suatu organisasi atau ikatan profesi, barulah ada jaminan bahwa profesi tersebut dapat dijalankan secara murni dan baik, karena setiap anggota profesi yang melakukan pelanggaran terhadap kode etik dan dikenai sanksi.

E.    Tujuan Kode Etik
Pada dasarnya, kode etik sutu profesi diciptakan dan dirumuskan demi kepentingan anggota dan organisasi. Secara umum, tujuan menciptakan kode etik adalah sebagai berikut :

F.     Dasar Pembentukan Kode Etik Bidan
Kode etik bidan pertam kali disusun pada tahun 1986 dan disahkan dalam Kongres Nasional  IBI X tahun 1988. Petunjuk pelaksanaan kode etik bidan disahkan dalam Rapat Kerja Nasional (RAKERNAS) IBI tahun 1991. Kode etik bidan sebagai pedoman dalam berperilaku, disusun berdasarkan pada penekanan keselamatan klien.










BAB III
KEWAJIBAN BIDAN TERHADAP KLIEN DAN MASYARAKAT
Kewajiban bidan terhadap klien dan masyarakat terdapat 6 butir yakni :
Ø  Setiap bidan senantiasa menjungjung tinggi ,menghayati dan mengamalkan sumpah jabatan nya
Ø  Setiap bidan dalam menjalankan tugas profesinya menjunjung tinggi harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh dan pemeliharaan citra bidan
Ø  Setiap bidan dalam menjalankan tugas nya senantiasa berpedoman pada peran,tugas dan tanggung jawab sesuai dengan kebutuhan klien,keluarga dan masyarakat
Ø  Setiap bidan dalam menjalankan tugas nya mendahulukan kepentingan klien ,menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat
Ø  Setiap bidan dalam menjalankan tugasnya senantiasa mendahulukan kepentingan-kepentingan klien,keluarga dan masyarakat dengan identitas yang sama sesuai dengan kebutuhan berdasarkan kemampuan yang dimiliki nya.
Ø  Setiap bidan senantiasa menciptakan suasana yang serasi dalam hubungan pelaksanaan tugasnya ,dengan mendorong partisipasi masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatannya secara optimal.







Kewajiban Bidan terhadap Klien dan Masyarakat dan Petunjuk Pelaksanaannya:
Butir pertama: Setiap Bidan senantiasa menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan sumpah jabatannya dalam melaksanakan tugas pengabdiannya.
b) Melayani bayi dan anak prasekolah, pengawasan tumbang, imunisasi perawatan bayi dan memberikan petunjuk pada ibu tentang makanan yang benar untuk bayi / balita sesuai usia
e) Bidan melaksanakan perannya ditengah kehidupan masyarakat :
Butir ke empat :Setiap Bidan dalam menjalankan tugasnya mendahulukan kepentingan klien, menghormati hak klien dan menghormati nilai-nilai yang berlaku di masyarakat.

b) Bidan harus menghormati hak klien antara lain :
     c) Batu menghormati nilai-nilai yang ada di masyarakat artinya :















BAB III
SIMPULAN
Etika sebagai salah satu cabang filsafat seringkali dianggap sebagai ilmu yang abstrak dan kurang relevan dalam kehidupan sehari-hari. Banyak uraian filsafat dianggap jauh dari kenyataan, tetapi setidaknya etika mudah dipahami secara relevan bagi banyak persoalan yang dihadapi. Etika sebagai filsafat moral mencari jawaban untuk menentukan serta mempertahankan secara rasional teori yang berlaku tentang apa yang benar dan yang salah, baik atau buruk, yang secara umum dapat dipakai sebagai suatu perangkat prinsip moral yang menjadi pedoman bagi tindakan manusia.
Etika tidak lepas dari kehidupan manusia, termasuk dalam profesi kebidanan membutuhkan suatu system untuk mengatur bidan dalam menjalankan peran dan fungsinya. Dalam menjalankan perannya bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara kaku, tetapi harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi.


seorang bidan harus mampu menyesuaikan dengan keadaan dirinya dan berlandaskan pada kode etik dan standar profesi. Bidan tidak dapat memaksakan untuk mengadapatasi suatu teori etika secara kaku, karena hal ini akan merugikan bidan itu sendiri.Bidan harus menilai kemampuan dirinya dalam melakukan  sesuatu namun tidak menyimpang dari prinsip pelayanan, yaitu berusaha mengutamakan keselamatan ibu, bayi dan kelurga. Contohnya ketika seorang bidan desa harus menolong persalinan, disaat jadwal pemeriksaan kehamilan, selain itu ada beberapa ibu yang memerlukan pelayanan KB dan asuhan BBL. Maka kemungkinan besar ia hanya dapat menerapkan teori utilitarian (mencoba menghasilkan yang terbaik bagi semua orang sesuai kemampuannya, karena golongan utilitarian meyakini bahwa hasil yang didapat setiap orang harus sama. Sebenarnya bidan tersebut dapat menerapkan teori deontologi, namun pelayanan yang ia berikan tidak akan mencakup semua klien.




DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. (2002). Standar Pelayanan Kebidanan. Jakarta.
Depkes RI. (2003). Buku Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta.
Kurnia Nova.(2009).Etika Profesi Kebidanan.Panji pustaka.Yogyakarta
Pelayanan Obtetri dan Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) Asuhan Neonatal Essensial. 2008
Syahlan, J.H. (1996). Kebidanan Komunitas. Yayasan Bina Sumber Daya Kesehatan.
Wahyuni Heni Puji (2009). Etika Profesi Kebidanan.Fitramaya.Yogyakarta
Wahyuningsih  Heni, 2005. Etika Profesi Kebidanan I .Penerbit Fitramaya. Yogyakarta
Wahyuningsih  Heni, 2005. Etika Profesi Kebidanan II.Penerbit Fitramaya. Yogyakarta
Sujiyatini, S,SiT, M.Keb. 2011.Etika Profesi Kebidanan .yogyakarta
Azmar Yetti Zein, 2005. Etika Profesi Kebidanan ,Yogyakarta.