TATA
CARA DAN ADAB MAKAN MENURUT ISLAM
Sebenarnya
Islam telah datang sebagai agama yang sempurna, yang tidak saja mengatur tata
cara beribadah kepada Allah (hubungan dengan Sang Pencipta), namun juga
mengatur hubungan dengan sesama, makhluk hidup lain, lingkungan, maupun hubungan
terhadap diri sendiri.
Salah
satu aturan dalam Islam yang berkenaan dengan hubungan terhadap diri sendiri
adalah adab/aturan cara makan dan minum.
Islam tidak menganggap persoalan makan dan minum hanya sekedar persoalan dunia, tetapi juga ada kaitannya dengan ibadah.
Islam tidak menganggap persoalan makan dan minum hanya sekedar persoalan dunia, tetapi juga ada kaitannya dengan ibadah.
Hal
ini tergantung pada niat dan motivasi manusia itu sendiri terhadap apa yang
dilakukannya.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar.
Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan. Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar.
Salah
satu ajaran beliau adalah adab-adab makan yang membawa kesehatan dan keberkahan
sepanjang zaman.Agar kita tetap bisa menjaga akhlak dengan meneladani Rasul
dalam urusan makan dan minum sekaligus mendapatkan pahalanya, berikut diuraikan
tata cara dan budaya yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, yaitu sebagai berikut:
1. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan.
Rasulullah SAW bersabda : “Barang
siapa yang tertidur sedang di kedua tangannya terdapat bekas gajih/lemak
(karena tidak dicuci) dan ketika bangun pagi ia menderita suatu penyakit, maka
hendaklah dia tidak menyalahkan kecuali dirinya sendiri.”
2. Tidak mencela makanan yang tidak disukai.
Abu Hurairah ra. berkata :
“Rasulullah SAW tidak pernah sedikit pun mencela makanan. Bila beliau
berselera, beliau memakannya. Dan jika beliau tidak menyukainya, maka beliau
meninggalkannya.” (HR. Bukhari Muslim)
Dari Jabir ra. bahwa Rasulullah
SAW pernah berkata kepada keluarganya (istrinya) tentang lauk pauk. Mereka
menjawab : “Kami hanya punya cuka”. Lalu beliau memintanya dan makan dengannya,
seraya bersabda : “Sebaik-baik lauk pauk ialah cuka (al-khall), sebaik-baik
lauk pauk adalah (yang mengandung) cuka.” (HR. Muslim)
Penelitian
Dr. Masaru Emoto dari Jepang dalam bukunya ’The True Power of Water’ menemukan
bahwa unsur air ternyata hidup. Air mampu merespon stimulus dari manusia berupa
lisan maupun tulisan.
Ketika
diucapkan kalimat yang baik atau ditempelkan tulisan dengan kalimat positif,
maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang indah dan bisa memiliki
daya sembuh untuk berbagai penyakit.
Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
3. Diniatkan untuk beribadah kepada Allah SWT.Sebaliknya, jika diucapkan maupun ditempelkan kalimat umpatan, celaan atau kalimat negatif lainnya, maka air tersebut akan membentuk struktur kristal yang jelek dan bisa berpengaruh negatif terhadap kesehatan.
yaitu
dengan makan diharapkan kebutuhan biologis akan makanan terpenuhi, yang
nantinya akan diolah oleh tubuh menjadi energi, dan dengan energi tubuh yang
dihasilkan dari makanan dan minuman tersebut kita gunakan untuk beribadah
kepada Allah SWT.
Dengan
niat ibadah itu berarti kita bisa mengurangi semangat nafsu kebinatangan dan
membawa pada sikap totalitas kerelaan terhadap rezeki yang diberikan Allah
kepada kita (qana’ah). Hal ini sesuai dengan hadist Nabi saw.
“Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu bergantung pada niatnya, dan bagi
setip orang adalah apa yang diniatkannya”. (HR. Bukhori).4. Membaca Basmalah dan Hamdalah.
Memulainya
dengan membaca “basmalah” serta doa. Hal ini merupakan manifestasi ibadah dalam
bentuk yang paling minimal.
Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan:
Sebab bila tidak menyebut nama Allah, setan niscaya akan turut makan bersamanya, dan dengan demikian hilanglah nilai ibadahnya.
Lantas apa bedanya dengan orang kafir? Dalam sebuah hadis Nabi disebutkan:
Dan dari Jabir berkata: saya
telah mendengar Rasulullah SAW bersabda: “Apabila seseorang masuk dalam
rumahnya dengan mengucapkan “bismillah” ketika masuk dan ketika hendak makan,
maka setan berkata kepada temannya: ‘tiada tempat tinggal dan tiada bagian
makanan bagimu disini’. Sedangkan bila orang itu masuk tanpa menyebut nama
Allah, maka setan akan berkata:’Kamu dapat bermalamdi rumah ini’. Kemudian jika
waktu makan tidak menyebut nama Allah, setanpun berkata: ‘kamu dapat bermalam
dan makan disini’.” (HR.Muslim).
Rasulullah SAW bersabda : “Jika
seseorang di antara kamu hendak makan, maka sebutlah nama Allah SWT. Dan jika
ia lupa menyebut nama-Nya pada awalnya, maka bacalah, ’Bismillahi awwalahu wa
akhirahu’ (Dengan menyebut nama Allah SWT pada awalnya dan pada akhirnya).”(HR.
Abu Dawud)
Jika
lupa di awal makan, maka ucapkanlah segera saat teringat.
Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, sebagai berikut: “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir). (HR. Turmidzi)
Rasulullah SAW telah bersabda, sebagaimana yang diriwayatkan dari Aisyah r.a, sebagai berikut: “Bila salah seorang diantara kamu hendak makan maka ucapkanlah “bismillah”, namun bila ia lupa di awalnya, maka ucapkanlah ‘bismillahi awwaluhu wa akhiruhu’(dengan nama Allah dari mula hingga akhir). (HR. Turmidzi)
Dalam
riwayat lain, disebutkan bahwa suatu ketika Rasulullah SAW tersenyum, beliau
menjelaskan ketika seorang Muslim tidak membaca Basmalah sebelum makan, maka
syaitan akan ikut makan dengannya. Namun, ketika Muslim tersebut teringat dan
menyebut nama Allah SWT, maka syaitan pun langsung memuntahkan makanan yang
sudah dimakannya.
Rasulullah SAW juga bersabda :
“Sesungguhnya Allah SWT meridhai seorang hamba yang ketika makan suatu makanan
lalu dia mengucapkan Alhamdulillah. Dan apabila dia minum suatu minuman maka
dia pun mengucapkan Alhamdulillah.” (HR. Muslim, Ahmad dan Tirmidzi)
5. Makan dengan tangan kanan.
Rasulullah shollallohu ‘alayhi wa
‘alaa aalihi wa sallam bersabda,“Wahai anakku, sebutlah nama Allah, makanlah
dengan tangan kananmu, dan makanlah makanan yang berada di dekatmu.” (HR
Bukhari no. 5376 dan Muslim 2022).
Dari Jabir bin Abdillah
radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Janganlah kalian makan dengan tangan kiri karena syaitan itu juga makan dengan
tangan kiri.” (HR Muslim no. 2019)
Dari Umar radhiyallahu ‘anhu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika salah seorang diantara
kalian hendak makan maka hendaknya makan dengan menggunakan tangan kanan, dan
apabila hendak minum maka hendaknya minum juga dengan tangan kanan.
Sesungguhnya syaitan itu makan dengan tangan kiri dan juga minum dengan
menggunakan tangan kirinya.” (HR Muslim no. 2020)
Imam Ibnul Jauzi mengatakan,
“karena tangan kiri digunakan untuk cebok dan memegang hal-hal yang najis dan
tangan kanan untuk makan, maka tidak sepantasnya salah satu tangan tersebut
digunakan untuk melakukan pekerjaan tangan yang lain.” (Kasyful Musykil, hal
2/594).
6. Memakan makanan yang terdekat dahulu.
Umar bin Abi Salamah ra.
bercerita : “Saat aku belia, aku pernah berada di kamar Rasulullah SAW dan
kedua tanganku seringkali mengacak-acak piring-piring. Rasulullah SAW bersabda
kepadaku, ’Nak, bacalah Bismillah, makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
dari makanan baik yang terdekat.” (HR. Bukhari)
Dalam
hadis lain juga dikatakan, “Sesungguhnya termasuk pemborosan
(perbuatan yang berlebihan dan dimurkai Allah) bila kamu makan apa saja yang
kamu (bernafsu) ingin memakannya”. (HR. Ibnu Majah)
7. Tenang, perlahan dan tidak terburu buru.
Janganbersikap
rakus sehingga tampak mulut penuh dengan suapan, dan jangan meniup-niup makanan
atau minuman yang menunjukkan sikap tidak sabar.
Dari Ibnu Abas RA berkata,
Rasulullah SAW bersabda: “Janganlah kalian minum dengan sekali tegukan seperti
minumnya unta, tetapi minumlah dengan dua atau tiga kali tegukan. Ucapkanlah
‘bismillah’ jika kalian minum dan ‘alhamdulillah’ jika kalian selesai minum”.
(HR. Turmidzi).
Dalam hadis lain disebutkan:
“Dari Abi Qatadah RA, sesungguhnya Nabi SAW telah melarang bernafas dalam air
minumannya “.(HR.Muttafaqun ALaihi)
8. Makan ketika lapar dan berhenti sebelum kenyang.
Dari Mikdam bin Ma’dikarib ra.
menyatakan pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Tiada memenuhi anak Adam
suatu tempat yang lebih buruk daripada perutnya. Cukuplah untuk anak Adam itu
beberapa suap yang dapat menegakkan tulang punggungnya. Jika tidak ada cara
lain, maka sepertiga (dari perutnya) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk
minuman dan sepertiganya lagi untuk bernafas.” (HR. Tirmidzi dan Hakim)
9. Mengambil makanan dan minuman secukupnya.
sehingga
bisa dihabiskan tanpa sisa. Sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw.Artinya :
Dari Jabir katanya, Rosululloh saw. menyuruh membersihkan sisa makanan
yang di samping piring maupun yang di jari, seraya bersabda : “Sesungguhnya
kalian tidak mengetahui dibagian manakah makananmu yang mengandung berkah”.
(HR. Muslim).10. Makan Sambil duduk, dan tidak berdiri.
Hal
ini seiring dengan hadis Nabi: Dari Qatadah, dari Anas dari
Rasulullah SAW, bahwa sesungguhnya Nabi SAW telah melarang orang minum sambil
berdiri”. Lalu Qatadah bertanya kepada Anas: Kalau makan bagaimana? Ia pun
menjawab: “Hal itu (makan dengan cara berdiri) lebih busuk dan jahat”. (HR.
Ahmad, Muslim dan Turmidzi)